25 Desember 2004,
Waktu itu gw lagi ikut ortu ke kondangan saudara. Sama sekali ga ada firasat apa-apa. Sesampainya di rumah, tiba-tiba ada berita kalau Aceh dilanda gempa. Hati masih tenang-tenang aja. Berhubung selama hampir 4 tahun tinggal di Banda Aceh, gw udah sering banget ngerasain gempa. Bahkan pernah waktu gw lagi asyik nongkrong alias boker.. hahaha. Semua komunikasi ke daerah Indonesia paling barat itu terputus. Berapa kali mencoba menghubungi tetangga dekat kami dulu untuk memastikan kabar mereka, tapi telepon selalu tulalit. *mulai ga tenang*
26 Desember 2004,
Kaget banget malam sebelumnya melihat siaran berita bahwa Aceh diterjang Tsunami. Yup, A huge Tsunami. Gw dan ortu mulai tambah panik, kita berkali-kali mencoba menelepon saudara tetangga kami di kota lain (Lhokseumawe-red), berharap ada kejelasan kabar tentang tetangga-tetangga baik kami dulu yang udah dianggap seperti saudara sendiri. Pada malam hari, gw mulai menangis. Ibu gw juga terus menangis sambil menonton siaran berita di televisi. Karena siaran berita terus melaporkan bahwa Tsunami itu diperkirakan menelan korban sangat banyak (sekitar 200.000 jiwa).
Where are u now my little friends?